Kebaca.com - Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit merupakan salah satu pimpinan senior di tubuh PKI.
Kebangkitan PKI di tahun 1965 merupakan salah satu peristiwa yang melibatkan DN Aidit setelah sebelumnya gagal dalam pemberontakan tahun 1948 di Madiun. Perlahan, PKI mulai bangkit kembali setelah gagalnya peristiwa Madiun 1948.
Memasuki tahun 1960 an, PKI mulai menjelma sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia. Lewat tangan dingin Aidit, PKI menjadi partai komunis terbesar ke-3 setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat China (RRC).
Strategi Aidit adalah dengan memasukkan penyusup ke dalam tubuh partai lawannya saat itu. Kedekatannya dengan Presiden Soekarno digunakannya untuk memberikan jatah kader PKI di pemerintahan.
TNI Angkatan Darat, pada saat itu menjadi lawan terbesar PKI yang menolak dengan tegas usulan Angkatan Kelima.
Angkatan Kelima adalah salah satu cita-cita PKI yang ingin kaum buruh dan juga petani dipersenjatai dengan bantuan beberapa senjata dari RRC. Selisih paham dan juga pandangan tersebut yang membuat PKI dan TNI Angkatan Darat saat itu berseteru.
Baca Juga: Apakah Ada Peran PKI dalam Isu Penundaan Pemilu 2024, Berikut Faktanya
Puncaknya, terjadi pada tanggal 30 September 1965, dimana ada 7 Jenderal yang diculik kemudian dibunuh.
Imbas dari kejadian tersebut adalah PKI dan TNI Angkatan Darat saling menuduh. TNI AD menuduh PKI adalah dalang di balik pembunuhan Jenderal, sementara PKI mengatakan bahwa ada konflik internal di tubuh TNI Angkatan Darat.
Karir politik Aidit saat itu semakin terpojok, karena opini masyarakat yang mengatakan bahwa PKI adalah dalang dari G30S/PKI.
Aidit kemudian kabur ke beberapa kota mulai dari Jakarta, Yogyakarta dan juga Jawa Tengah. Hingga kemudian pelariannya berakhir di Solo, dan ditangkap oleh Kolonel Yasir Hadibroto.
Baca Juga: Kisah Heroik Johanna Suniarti dan Pierre Tendean di Malam G-30S PKI
Aidit kemudian dieksekusi mati di salah satu tepat di Jawa Tengah, namun hingga saat ini lokasi eksekusi Aidit masih simpang siur dan lokasi makamnya secara persis juga belum diketahui.
Rumor mengatakan bahwa Aidit dieksekusi mati di sebuah sumur tua di belakang markas Batalyon 444. Namun, sampai sekarang ini tidak ada tanda-tanda ada bekas sumur tua di sekitar Markas Batalyon 444 di Boyolali.***
Artikel Terkait
Usai Memperbolehkan Keturunan PKI Daftar TNI, Spanduk Andika 'Panglima PKI' Muncul di Jakarta